Tuesday, December 13, 2011

NIAT MENJADI GURU


Profesi menjadi guru merupakan fenomena yang sedang menjamur di era belakangan ini. Dahulu, banyak orang yang beranggapan bahwa menjadi guru tidak akan menjadikan diri kita kaya. Bahkan siap hidup serba kekurangan bahkan hanya cukup untuk makan minum setiap harinya. Alangkah cepatnya paradigma itu berubah seiring dengan alokasi anggaran untuk pendidikan yang dinaikkan menjadi 20 persen. Pemerintah dipandang mulai memperhatikan nasib para guru, sekolah dan pendidikan pada umumnya. Mulai dicanangkannya pendidikan gratis, merupakan harapan semua masyarakat. Lebih dari itu dalam instansi dan lembaga pelayanan masyarakat juga mulai diperhatikan dengan serius.
Yang jelas profesi yang satu ini sangatlah menjanjikan untuk keberlangsungan hidup di masa depan. Setiap orang tidak harus menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan tetapi bila hal tersebut tidak tercapai—maka bisa dengan jalur sertifikasi. Siapa yang tidak ingin hidupnya sejahtera, makmur dan bahagia? Pada umumnya, penulis mengamati fenomena yang terjadi bahwasanya hasrat dan antusias menjadi guru yang saat ini menjamur bukanlah berasal dari panggilan jiwa yang sejati.  Akan tetapi lebih pada hasrat pemenuhan kebutuhan hidup yang berkecukupan dengan menjadi guru di sebuah sekolahan.
Hingga ada beberapa orang yang rela membayar berpuluh-puluh juta demi bisa meraih menjadi pegawai negeri. Sungguh tindakan yang tidak selayaknya terjadi di negeri ini. Hal ini berarti pendidikan karakter sebagian bangsa kita belum bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka pasti tahu, paham dan mengerti akan karakter (watak) setiap perbuatan yang menyimpang tersebut. Namun apa mau dikata, hedonisme sudah menyelimuti pola hidup sehari-hari mereka sehingga akal sehat dan hati yang bersih terkalahkan oleh hawa nafsu kebendaan dan status sosial.
Hijrah menjadi seorang guru semestinya diawali dengan niat mendedikasikan diri ini untuk bangsa, beribadah kepada Tuhan dan bertekad mencerdaskan putra putri bangsa dalam keadaan bagaimana pun juga. Mencerdaskan tidak hanya pada sisi akademik, namun lebih dari itu moral (akhlak mulai) harus senantiasa dicerdaskan dan dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment