Friday, June 3, 2011

Jika Guru Seperti Briptu Norman

Setiap orang memiliki kemampuan dan keterampilan yang unik dan menarik. Antara satu orang dengan lainnya sangatlah jauh berbeda. Karena perbedaan inilah seringkali sampai tidak terlihat di depan mata kalau seseorang mempunyai potensi yang luar biasa. Apabila dikembangkan maka potensi itu akan berkembang dan semakin maju. Siapa yang menduga kalau seorang polisi memiliki kemampuan tarik suara dan seni menghibur dalam masyarakat luas?

Di dunia ini hampir tidak ada yang mustahil. Dan Briptu Norman Kamaru telah membuktikan bahwa setiap orang memiliki peluang untuk sukses. Belajar dari sosok polisi asal Gorontalo ini, membuat kita sebagai seorang guru (yang memiliki kreativitas lebih) diajak untuk berpikir lebih panjang. Pernahkah dalam pikiran kita terlintas untuk menjadi artis, selebriti, dan sejenisnya di dunia entertainment? Penulis yakin, keinginan itu ada dalam benak kita, akan tetapi kita tidak tahu bagaimana cara meraihnya.

Paling tidak, seorang Briptu Norman telah menjadi inspirator yang luar biasa untuk bangsa Indonesia tercinta. Kenapa tidak? Meski dalam popularitas Norman itu terdapat faktor keberuntungan, akan tetapi faktor kreativitas dan kapabilitas yang dimiliki sangatlah berperan besar. Sudah biasa jika ada orang bisa menyanyikan lagu berbahasa Indonesia, Inggris, bahkan Arab. Namun ketika mampu menyanyi dan hafal betul lagu berbahasa India sungguh sangatlah fantastis.

Inilah yang perlu kita pahami bersama, ketika kita ingin menjadi orang popular dan dikenal orang di mana-mana maka kita pun harus menyiapkan modal. Seorang guru juga memiliki peluang yang sama seperti halnya Briptu Norman. Lebih-lebih di tengah himpitan ekonomi yang begitu sulit. Seorang guru yang dikenal sepanjang sejarah dengan sebutan ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ harus berjuang, mengabdi, dan mencurahkan tenaga serta fikirannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bukan berarti meninggalkan profesi mendidik dan membimbing para siswa di sekolah, akan tetapi yang sangat urgen yaitu seorang guru setidaknya bisa mengimbangi usahanya dengan berbagai macam kreativitas dan keterampilan yang paling dikuasainya. Hidup hanya sebagai seorang guru tidaklah seratus persen salah, hanya saja apabila potensi, bakat, minat dan kemahiran selain mengajar bisa dijalankan—niscaya pahlawan tanpa tanda jasa itu pun bisa benar-benar terwujud.

Guru tidak harus menjadi artis, selebriti dan sejenisnya dalam layar kaca. Karena tanpa status itupun, pada hakikatnya ia sudah menjadi orang yang dibutuhkan banyak orang yaitu para siswa di sekolah. Guru juga bisa menyanyi dan menghibur seperti halnya Norman. Ketika perilaku dan kata-kata kita mengandung banyak kebenaran, niscaya kita layaknya seorang artis dalam tv bahkan lebih.

Memang sangatlah wajar apabila setiap guru ingin hidup berkecukupan. Namun, bukan lantas meninggalkan dunia pendidikan dalam hal ini sekolah di mana ia mengajar dan mendidik putra putri bangsa. Melainkan mencoba menggali kreativitas dan potensi diri melalui berbagai macam aktivitas yang bisa menunjang profesionalitas dalam menjalani kehidupan. Sehingga rasa syukur pun senantiasa mengalir deras kepada Sang Maha Pencipta.


*) Dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat

No comments:

Post a Comment