Friday, May 6, 2011

GUS DUR, PAHLAWAN TANPA UANG


-->
            Pahlawan merupakan seorang pejuang, pemberani dan lakon utama dalam suatu organisasi di masyarakat. Sama halnya Gus Dur yang sampai titik darah penghabisannya, masih tetap tegar dalam memperjuangkan hak-hak asasi para kaumnya. Beliau dikenal oleh bangsa ini sebagai bapak pejuang HAM yang berani mengatakan yang benar dikatakan dengan tegas bahwa itu benar dan yang salah dikatakan bahwa itu salah.
            Menjadi pahlawan tidak seperti halnya menjadi pemimpin sebuah organisasi biasa. Karena pemimpin itu, pada hakikatnya tidak hanya mengatur anggotanya ke arah cita-cita yang diinginkan, akan tetapi suri tauladan yang baik itu lah yang paling urgent. Pemimpin seperti inilah yang pernah dicontohkan oleh salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Khalifah Abu Bakar As Shiddiq. Beliau mengutarakan bahwa :”saya bukanlah orang terbaik diantara kalian semua”. Pengakuan seperti inilah yang jarang kita temukan pada era sekarang. Selain itu, beliau benar-benar murni dipilih oleh rakyat sebagai pemimpin yang sama sekali tidak mengeluarkan uang untuk sogok sana, sogok sini—suap sana suap sini.
            Semestinya suri tauladan seperti inilah yang senantiasa dijadikan refleksi bangsa kita menuju masyarakat yang madani, adil dan makmur. Menurut  mantan juru bicara Gus Dur, Wimar Witoelar pada salah satu acara di stasiun televisi—beliau mengatakan : “saya senang karena sebelumnya presiden kita tidak pernah memberikan pernyataan kontroversial, tapi malah bertindak kontroversial dengan korupsi, kekerasan dan penyembelihan Hak Asasi Manusia. Jadi saya seneng ada presiden yang memperjuangkan pluralisme, demokrasi yang untuk Indonesia dianggap kontroversial,” tutur beliau dengan penuh keyakinan.
            Kata kontroversial ini, oleh sebagian pihak diartikan sebagai sikap yang terlalu kontradiktif, bertentangan dengan naluri manusia pada umumnya. Namun kenyataannya memang demikian. K.H Abdurrahman Wahid sekilas memang kontroversial karena pernyataannya tidak masuk dalam logika kita. Secara nalar, seseorang yang akan dijadikan presiden tentunya membutuhkan banyak duit dan dukungan yang besar dari rakyat Indonesia. Akan Gus Dur tidaklah demikian. Beliau berani maju dan dicalonkan menjadi presiden hanya dengan bermodal kepatuhan dan keta’ziman kepada guru-gurunya. Jadi sama sekali tidak mempermasalahkan uang kampanye dari mana? Ada berapa puluh ribu orang yang akan mendukungnya? Banyak atau sedikit, sama sekali beliau tidak pernah mengkhawatirkan hal demikian. Lalu bagaimana dengan para pemimpin kita saat ini?!!
            Gus Dur memang sangat layak untuk mendapatkan gelar seorang pahlawan. Bukan hanya pahlawan nasional, akan tetapi lebih spesifik lagi beliau adalah pahlawan tanpa uang. Yaitu seorang pahlawan yang berani maju memimpin Negara Indonesia bukan berlandaskan uang. Kembali pada label kontroversial tadi, bahwa kontroversial yang selama ini digembor-gemborkan pada diri beliau, tidak sepantasnya mengandung arti yang negatif. Sekali lagi penulis menegaskan hanya karena pemikiran kita saja yang tidak sampai pada pemikiran beliau sehingga beliau tampak kontroversial. Bagi orang yang paham akan segala apa yang beliau utarakan, tentunya sebuah trobosan yang luar biasa yang tidak pernah dipikirkan oleh orang lain. Mungkin, kita saja yang terlalu sibuk dengan urusan duniawi kita sehingga segala persoalan seakan-akan bisa diselesaikan dengan uang. Uang dan uang!! Seolah-olah tanpa uang, orang akan hidup hina dan mati kaku serta tidak bisa maju menjadi pemimpin bangsa. Bagi Gus Dur, buang jauh prinsip ‘uang adalah segala-galanya’. Mari dukung Almarhum Gus Dur sebagai pahlawan nasional sekaligus pahlawan tanpa uang. Hidup Gus Dur! Semoga warisanmu ini menjadi bekal bagi generasi penerus bangsa Indonesia.

       

No comments:

Post a Comment