Tuesday, July 19, 2022

Tiga Alasan Kenapa Masalah Rumah Tangga Selalu Datang

Oleh: Wawan Hary

            Masalah merupakan salah satu pelengkap hidup seseorang. Masalah hadir dalam kehidupan kita bukan tanpa maksud dan tujuan. Ia sengaja dikirimkan oleh Alloh SWT dengan membawa visi dan misi yang jelas dan terukur. Tinggal bagaimana manusia menyikapi masalah tersebut dengan penuh syukur dan kewaspadaan. Semua membutuhkan ilmu dan penataan hati yang tidak bisa semaunya sendiri. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim harus mengetahui betul prinsip hidup ketika masalah itu menimpa kita. Salah satu contoh masalah hidup ini adalah permasalahan dalam rumah tangga.

            Rumah tangga yang bahagia bukanlah rumah tangga yang berjalan tanpa masalah. Bahkan bila kita mencarinya di dunia ini, rumah tangga siapa yang tidak ditemukan masalah. Bahkan Rasulullah SAW sendiri tidak sepi dari masalah dalam keluarga. Karena sejatinya, masalah dalam rumah tangga yang muncul dengan berbagai bentuknya bukanlah bermaksud menghancurkan bangunan itu sendiri, akan tetapi menguatkan dan mengokohkan supaya lebih kuat lagi perjalanan menuju dermaga yang indah. Barangkali awal-awal pernikahan, masalah muncul karena kebutuhan rumah tangga habis. Meteran listrik memanggil-manggil, beras di dapur tinggal wadahnya, gas elpiji bak tong sampah, kiriman medsos stagnan pada gambar jam kotak dan tak juga membiru, serta kebutuhan rumah tangga lain yang minta segera ditangani.

            Bulan kedua pernikahan berjalan, kebutuhan rumah tangga alhamdulillah sudah tercukupi. Setiap hari kini sudah bisa memasak nasi seperti semula. Tiba-tiba istri bilang bahwa ia telat haid, suami pun berfikir keras.

            “Jangan-jangan, dia hamil?”

            Kenapa sebagian suami mempermasalahkan kehamilan seorang istri, sedangkan ia sendiri sudah disahkan sebagai pemimpin rumah tangga. Kehamilan bukanlah masalah yang perlu disesalkan, ia adalah anugerah terindah yang dikirim Alloh SWT untuk meningkatkan kualitas pribadi maupun kuantitas rejeki. Setiap anak yang ditakdirkan lahir di dunia ini sungguh membawa rejekinya masing-masing. Menyangsikan rejeki atas lahirnya anak sama artinya menyangsikan kekuasaan Alloh Sang Maha Pemberi rejeki terbaik.

            Kita kembali bahwasanya masalah datang tidak hanya kebetulan saja atau iseng-iseng untuk menambah cerita kehidupan kita di dunia. Beberapa alasan kenapa masalah dihadirkan yaitu pertama bukti cinta Alloh SWT kepada hamba-Nya. Sebagaimana sabda Nabi  SAW, “ Apabila Alloh menicintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka”. Memang, cinta Alloh tidak semua diwujudkan dalam bentuk hadiah yang mengembirakan, namun cinta-Nya seringkali berupa ujian yang akan banyak menguras genangan air mata dan kejernihan hati manusia. Bukankah terkadang rasa pahit akan lebih menyembuhkan daripada rasa manis yang memabukkan?

            Kedua, membuat kita semakin sabar. Siapa yang tidak hafal, orang sabar disayang Tuhan. Atau firman Alloh SWT :”Sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang sabar” dan lain sebagainya. Semua ungkapan iu benar adanya. Yang perlu kita laksanakan adalah pembuktian bahwa kita mampu bertahan atas kondisi yang sangat tidak mengenakan.

            “Sabar ya, semoga banyak hikmah setelah ini”

            Ketiga, melatih kita untuk pandai bersyukur. Bukankah masalah itu datang hanya di waktu-waktu tertentu saja? Terkadang sebulan sekali, dua bulan sekali dan seterusnya. Masalah dalam rumah tangga terkadang datang dengan rupa yang cukup pelik. Masalah anak, keuangan, dunia kerja, persahabatan, kebutuhan biologis dan orang ketiga. Pesan bagi seorang istri, hendaknya tidak suka menghapus kebaikan-kebaikan seorang suami yang selama ini menemani dalam suka duka. Hendaknya lebih berhati-hati menata diri secara perilaku dan spiritual, karena hakikatnya istri yang baik adalah dia yang dipandang suaminya selalu menyenangkan, saat diperintah suaminya senantiasa mematuhi, dan dialah seorang istri yang selalu menjaga harta serta kehormatan dirinya saat suaminya tidak di rumah.

Pesan juga bagi seorang suami, mensyukuri yang sudah ada akan membuat diri lebih baik dibandingkan memusingkan apa-apa yang belum didapatkan. Kikislah sikap rakus dan serakah terhadap apa-apa yang bukan milik kita, tentunya semua itu sudah secara proporsional diberikan oleh Alloh SWT. Sebagai contoh, seorang anak remaja yang dimanja lalu diijinkan mengendarai mobil di jalan raya bukankah ini sebuah bahaya besar? Berapa banyak kecelakaan terjadi akibat terlalu dini mengemudikan kendaraan? Terhadap yang sudah ada marilah kita syukuri, dan terhadap yang belum kita miliki tetap diikhtiari tanpa ada hasud, iri dan sikap serakah.


No comments:

Post a Comment