Wednesday, July 21, 2021

Apa Tujuan Kita Hidup?

Wawan Hary

            Menjalani kehidupan bukanlah tanpa tujuan. Sebagian orang senang mencari kekayaan sebanyak-banyaknya hingga belum sempat menikmati, ajal sudah datang. Sebagian lagi ingin belajar dengan mendapat titel yang tinggi, akan tetapi orang tua lebih dulu dipanggil oleh Alloh SWT. Dan banyak diantara orang tua yang menginginkan putra-putrinya menjadi shalih-shalihah, akan tetapi mereka jauh dari pesantren atau hanya mengenyam pesantren sebentar lalu hidup di alam bebas.

            Apapun tujuan seseorang dalam menjalani kehidupan, tidak akan lepas dari bagaimana ia mengenyam pendidikan dan memahami arti hidup yang sejati. Bagi orang kafir, dunia ini adalah sorga yang teramat indah. Mereka berlimpah ruah kekayaan, rumah bak istana dan di sana sini bergelimang intan dan mutiara. Namun, bagi seorang mukmin, dunia ini penuh dengan ujian kesabaran dan ujian kenikmatan. Seorang mukmin yang tidak mampu menahan betapa getirnya hidup—maka pahala akan jauh dari dirinya. Padahal pahala itu benar-benar nyata adanya.

            Dan juga, saat berbagai kenikmatan menghampirinya—kalau saja rasa syukur terabaikan, maka sifat kufur atas nikmat pun menggelayuti seorang mukmin. Padahal dalam kenikmatan yang disertai syukur, tampak di sana pahala yang besar dan potensi beribadah yang lebih banyak dibanding seorang hamba yang lemah dalam harta, tahta, ilmu dan kelebihan lainnya. Karena mukmin yang kuat itu memang lebih baik dibanding mukmin yang lemah.

            Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan hidup dalam Islam bagi manusia adalah menunaikan penghambaan dan pengabdian (dalam makna yang luas) kepada Alloh Ta'ala. Allah telah mengistimewakan, memuliakan dan mengutamakan manusia di atas makhluk makhluk-Nya yang lain. Dengan akalnya dan ilmu yang diberikan kepada kita, diharapkan kualitas ibadah kita juga lebih baik dari hari kemarin. Meski seringkali kita juga terjatuh dalam perbuatan yang dilarang oleh Alloh SWT. Na’udzubilah min dzaalik.

            Keinginan menjadi orang kaya, memiliki jabatan tinggi, membangun rumah yang mewah, bahkan memiliki keturunan yang bertaqwa merupakan hal lumrah bagi setiap insan. Hanya saja jangan sampai penghambaan kita kepada Alloh dikalahkan oleh ego yang seringkali bersifat semu dan akan ditinggalkan di dunia ini. Penghambaan itu kita harus secara total menyerahkan jiwa raga kita pada Dzat Yang Maha Kuasa, dengan perasaan ikhlas hanya mengabdi kepada-Nya. Kita jauhkan rasa menduakan Dia dengan makhluk, karena tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah sebenar-benar tujuan hidup seorang anak adam yakni mengabdi kepada Rabbnya. Wallahu a’lam bis shawab.


No comments:

Post a Comment