Oleh: Wawan Hariyanto
 Alhamdulillah, memiliki anak memang
dambaan semua pasangan suami istri di mana pun berada. Anak itu amanah yang
wajib kita jaga dengan perjuangan yang luar biasa. Saat anak ceria, kita jaga
supaya ia tidak jatuh, tidak menangis, dan tidak terluka tubuhnya sedikit pun.
Lebih-lebih kala tubuhnya panas, diiringi batuk-batuk kecil yang mengganggu
tidurnya—perjuangan orang tua lebih dahsyat lagi. Ia relakan tidak makan ikan
ataupun daging demi membeli obat untuk anaknya. Ia relakan tidak minum susu
demi membayar jasa bidan atau puskesmas.
Alhamdulillah, memiliki anak memang
dambaan semua pasangan suami istri di mana pun berada. Anak itu amanah yang
wajib kita jaga dengan perjuangan yang luar biasa. Saat anak ceria, kita jaga
supaya ia tidak jatuh, tidak menangis, dan tidak terluka tubuhnya sedikit pun.
Lebih-lebih kala tubuhnya panas, diiringi batuk-batuk kecil yang mengganggu
tidurnya—perjuangan orang tua lebih dahsyat lagi. Ia relakan tidak makan ikan
ataupun daging demi membeli obat untuk anaknya. Ia relakan tidak minum susu
demi membayar jasa bidan atau puskesmas.
Saat anak saya ceria, agak bandel,
dan minta ini dan itu—istri senantiasa mengatakan padanya: “Anak Shalih hafidz
Qur’an, pakai baju dulu yaa…”. Di lain kesempatan saat anak kami tidak mau
makan, istri saya bilang lagi:”Anak shalih hafidz Qur’an makan dulu yaa biar
sehat”. Dan begitu juga ia katakana dalam kesempatan lain yang memungkinkan
untuk didengarkan anak saya.
Lalu ketika malam tiba, anak kami
pun tertidur pulas. Kami berdua memandangi wajah lucu anak kami yang baru
berusia 19 bulan. Saat ini gantian saya yang mengucapkan sambil mencium pipinya
yang lembut dan empuk:”Duh anakku, jadi anak shalih yaa….besok jadi hafidz
Qur’an yaa….”. Istri saya pun tersenyum mendengar kata-kata saya yang sedikit
menyerupai kalimatnya setiap harinya.
Kini, kami sedang berusaha
bersama-sama untuk menjadikan anak kami betul-betul menjadi seorang hafidz
Qur’an. Kami sedang menanti ia bisa berbicara untuk pertama kalinya. Kami
yakin, doa kami dan usaha kami didengar dan diperhatikan oleh Allah SWT. 
Bapak dan Ibu di rumah yang
dirahmati Allah.
Sungguh
kata-kata positif kita tidak akan sia-sia. Bila kita marah, tahan kata-kata
negatif kita. Lontarkan kata-kata positif pada mereka, niscaya buah manis kan
kita raih di masa yang akan datang. Saat kita minta tolong pada anak kita untuk
mengambilkan sesuatu, alangkah indahnya bila kita mengatakan:”Nak, minta tolong
ambilkan hape abi ya di kamar”. Subhanallah, top sekali Anda sebagai ayah.
 
 
No comments:
Post a Comment