Oleh : Wawan Hariyanto
Ya Allah, kiranya hidup hamba masih
lama, maka ijinkanlah pertemukan hamba dengan pendamping hidup yang Engkau
ridhai agama dan akhlaknya. Ya Allah kiranya dia sedang dalam keresahan mencari
hamba, maka pertemukanlah ia di majlis yang engkau ridhai, yang engkau berkahi
di dalamnya dan engkau mulyakan orang-orang yang ada di dalamnya.
Hamba menjadi dekat pada-Mu
terkadang hanya karena keresahan diri, bukan karena kebutuhan hamba pada-Mu.
Hamba mendekat pada-Mu seringkali karena hamba memohon didekatkan pada hamba-Mu
yang menarik hati hamba. Hamba beribadah pada-Mu seringkali juga hanya karena
mengharapkan pujian dan diagung-agungkan oleh hamba-Mu. Dan ya Rabb, hamba
mendekat pada-Mu supaya orang-orang di sekitar hamba takut akan kewibawaan yang
hamba pikul dalam pundak, yang hamba simpan dalam dada dan hamba tunjukkan di
hadapan orang banyak.
Kini hamba menghendaki hamba-Mu yang
shalihah. Kenapa yang shalihah ya Rabb? Padahal Engkau sendiri yang mengetahui
hamba di hadapan-Mu belum tentu termasuk hamba yang shaleh. Akhlak hamba dalam
pandangan-Mu mungkin seringkali berbelok dari apa yang telah Engkau ajarkan
pada Nabi dan Rasul-Mu. Hamba sendiri juga tidak tahu apakah keshalehan itu
sudah melekat dalam diri ini lebih-lebih dalam qalbu ini.
Ya Rabb, hamba tahu bahwa seorang
wanita yang shalihah akan diberikan pada hamba-Mu yang shalih juga. Karena dia
adalah perhiasan terindah di dunia ini sampai akhirat kelak. Oleh karena itu Ya
Rabb, permohonan hamba—ingin agar Engkau pertemukan kami dalam ikatan suci
pernikahan bisa terlaksana. Andaikata hamba belum bisa tergolong hamba-Mu
yang shaleh, maka ijinkanlah hamba
melangkah dan berjalan lagi dalam titian mencari ilmu supaya keshalehan itu
bisa terwujud.
Karena hanya hiasan keshalehan itulah manusia akan banyak belajar dari apa
yang ada di sekitarnya. Belajar bagaimana bodohnya orang yang banyak
mengumpulkan harta sedangkan ia tidak mau beribadah pada-Mu, belajar bagaimana
bodohnya orang yang diberi karunia akal sedangkan ia malas untuk
menggunakannya. Belajar bagaimana bodohnya orang yang diberi karunia panca
indera, akan tetapi ia enggan menggunakannya untuk urusan ibadah pada-Mu.
Ya Rabb, bersama dengannya—hamba
ingin kau karuniakan padanya kasih sayang kepada keluarganya kelak. Kasih
sayang yang bisa membangun kekuatan beribadah pada-Mu lebih dari kuatnya ibadah
seorang bujang (jejaka). Ibadah yang bisa mengantarkan hambanya secepat kilat
menembus titian shiratal mustaqim yang amat mengerikan. Bersama dengannya ingin
hamba memperbaiki diri menjadi golongan hamba-Mu yang teramat sayang pada
sesama. Bersamanya ingin hamba arungi samudra kehidupan dengan kapal keimanan
yang bisa melesat cepat meski banyak rintangan di hadapan hamba.
Kebahagiaan dunia itulah yang banyak
diimpi-impikan banyak hamba, akan tetapi lupa akan kebahagiaan akhirat yang
jauh lebih kekal dan panjang usianya dibandingkan kebahagiaan dunia. Rasa
syukur yang teramat dalam kiranya hamba-Mu yang shalihah itu mendampingi hidup
hamba hingga masuk ke sorga-Mu Yang Agung.
*)
Penulis, Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Hp.
081927557734
No comments:
Post a Comment