Monday, July 14, 2014

Secercah Harapan Keshalehan

Oleh : Wawan Hariyanto
            Ya Allah, kiranya hidup hamba masih lama, maka ijinkanlah pertemukan hamba dengan pendamping hidup yang Engkau ridhai agama dan akhlaknya. Ya Allah kiranya dia sedang dalam keresahan mencari hamba, maka pertemukanlah ia di majlis yang engkau ridhai, yang engkau berkahi di dalamnya dan engkau mulyakan orang-orang yang ada di dalamnya.
            Hamba menjadi dekat pada-Mu terkadang hanya karena keresahan diri, bukan karena kebutuhan hamba pada-Mu. Hamba mendekat pada-Mu seringkali karena hamba memohon didekatkan pada hamba-Mu yang menarik hati hamba. Hamba beribadah pada-Mu seringkali juga hanya karena mengharapkan pujian dan diagung-agungkan oleh hamba-Mu. Dan ya Rabb, hamba mendekat pada-Mu supaya orang-orang di sekitar hamba takut akan kewibawaan yang hamba pikul dalam pundak, yang hamba simpan dalam dada dan hamba tunjukkan di hadapan orang banyak.
            Kini hamba menghendaki hamba-Mu yang shalihah. Kenapa yang shalihah ya Rabb? Padahal Engkau sendiri yang mengetahui hamba di hadapan-Mu belum tentu termasuk hamba yang shaleh. Akhlak hamba dalam pandangan-Mu mungkin seringkali berbelok dari apa yang telah Engkau ajarkan pada Nabi dan Rasul-Mu. Hamba sendiri juga tidak tahu apakah keshalehan itu sudah melekat dalam diri ini lebih-lebih dalam qalbu ini.
            Ya Rabb, hamba tahu bahwa seorang wanita yang shalihah akan diberikan pada hamba-Mu yang shalih juga. Karena dia adalah perhiasan terindah di dunia ini sampai akhirat kelak. Oleh karena itu Ya Rabb, permohonan hamba—ingin agar Engkau pertemukan kami dalam ikatan suci pernikahan bisa terlaksana. Andaikata hamba belum bisa tergolong hamba-Mu yang  shaleh, maka ijinkanlah hamba melangkah dan berjalan lagi dalam titian mencari ilmu supaya keshalehan itu bisa terwujud.
            Karena hanya hiasan keshalehan  itulah manusia akan banyak belajar dari apa yang ada di sekitarnya. Belajar bagaimana bodohnya orang yang banyak mengumpulkan harta sedangkan ia tidak mau beribadah pada-Mu, belajar bagaimana bodohnya orang yang diberi karunia akal sedangkan ia malas untuk menggunakannya. Belajar bagaimana bodohnya orang yang diberi karunia panca indera, akan tetapi ia enggan menggunakannya untuk urusan ibadah pada-Mu.
            Ya Rabb, bersama dengannya—hamba ingin kau karuniakan padanya kasih sayang kepada keluarganya kelak. Kasih sayang yang bisa membangun kekuatan beribadah pada-Mu lebih dari kuatnya ibadah seorang bujang (jejaka). Ibadah yang bisa mengantarkan hambanya secepat kilat menembus titian shiratal mustaqim yang amat mengerikan. Bersama dengannya ingin hamba memperbaiki diri menjadi golongan hamba-Mu yang teramat sayang pada sesama. Bersamanya ingin hamba arungi samudra kehidupan dengan kapal keimanan yang bisa melesat cepat meski banyak rintangan di hadapan hamba.
            Kebahagiaan dunia itulah yang banyak diimpi-impikan banyak hamba, akan tetapi lupa akan kebahagiaan akhirat yang jauh lebih kekal dan panjang usianya dibandingkan kebahagiaan dunia. Rasa syukur yang teramat dalam kiranya hamba-Mu yang shalihah itu mendampingi hidup hamba hingga masuk ke sorga-Mu Yang Agung.
*) Penulis, Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Hp. 081927557734
           

No comments:

Post a Comment