Sunday, May 22, 2011

Doa Seorang Guru

Dalam kesehariannya, seringkali kita mengkategorikan siswa didik kita menjadi dua golongan, siswa yang nakal dan baik hati. Kalau ada siswa nakal, kenapa bisa seperti itu? Kenapa pula tiba-tiba salah satu siswa kita memukul temannya yang lain tanpa salah? Hal inilah yang membuat pertanyaan besar bagi pihak-pihak yang ada di sekolah tersebut. Kalau tidak salah mana mungkin akan dipukul? Hanya saja sebagian dari kita terkadang memandang anak yang nakal itu, hanya memiliki kebaikan yang sedikit sekali.

Sebenarnya ini penting untuk direnungkan. Satu sisi kita diwajibkan untuk merubah karakter siswa sehingga memiliki karakter yang baik (good character), satu sisi kita melihat kenyataan bahwa siswa didik kita sulit sekali untuk berubah. Yang setiap hari marah-marah kepada teman-temannya bahkan gurunya, tetap saja ngeyel (bandel) dan tidak patuh pada aturan. Yang setiap hari berkelahi dan seakan-akan punya musuh dengan temannya sendiri, tidak pernah mau mengalah dalam setiap perbuatannya. Lalu ada saja yang melaporkan kepada gurunya terus ditangani dengan berbagai nasihat supaya siswa tersebut insyaf. Cukupkah hanya diatasi secara lisan?

Secara prinsip, untuk mendapatkan sesuatu yang agung memang dibutuhkan pengorbanan yang besar. Atas fenomena tersebut, secara kasat mata seorang guru sudah berusaha secara lahir dan sekuat tenaga agar kondisi sekolah dalam keadaan yang aman dan nyaman (comfortable). Namun di balik itu sungguh masih ada usaha dan upaya lain yang bisa dilakukan yaitu melalui ‘doa’. Allah SWT sudah memfirmankan dalam Al-Qur’an, berdoalah kepadaku niscaya akan kukabulkan. Penulis sekedar menguatkan saja, berapa kadar keyakinan kita akan doa yang kita panjatkan kepada-Nya? Bila masih samar-samar dalam artian kita masih ragu, apakah doa untuk anak yang nakal akan dikabulkan? Maka perlu menjadi evaluasi kita bersama.

Setiap habis shalat, alangkah baiknya seorang guru yang cinta akan para siswanya mendoakan mereka untuk kesuksesannya. Baik suskses di dunia maupun di akhirat. Bagaimanapun nakalnya seorang siswa, doa seorang guru akan membantu merubah para siswa. Rasa hormat siswa terhadap guru yang tidak didasari dari dalam hati sanubarinya, tentu hanya penghormatan yang semu. Karena tanpa sepengetahuan guru tersebut, siswa ini akan menjelek-jelekkan bahkan menggunjing yang berlebihan di belakangnya.

Oleh karena itu, usaha keras dan upaya yang maksimal sangat dibutuhkan oleh seorang guru dengan tanpa mengesampingkan keajaiban sebuah doa darinya. Bila kita yakin akan doa yang kita panjatkan, niscaya kita pun akan melihat tanda-tanda perubahan siswa didik kita. Kesungguhan kita dalam berdoa, pun memiliki nilai yang berbeda bila dibandingkan dengan doa kita yang kurang ikhlas. Keikhlasan kita mendoakan siswa yang nakal, bandel, sering bolos, dan lain sebagainya—patut dipertanyakan. Toh, apabila doa kita belum juga dikabulkan (ditunda), maka paling tidak pahala dari-Nya sudah mengalir deras.

Apabila demikian, yang perlu kita upayakan adalah berusaha lebih serius lagi dan tidak putus asa. Kita pasti pernah mendengar ungkapan “seorang nelayan yang professional tidak dilahirkan dari ombak yang tenang”. Semoga dengan berbagai tantangan di sekolah, menjadikan kita lebih kuat dan tergolong insan mulia di sisi-Nya. Amin



No comments:

Post a Comment