Akhir pekan merupakan saat yang paling
tepat meregangkan otot-otot tubuh. Setelah seminggu penuh bekerja bahkan
seringkali sampai malam, seseorang hendaknya mengistirahatkan badannya dengan
aktivitas yang menyenangkan dan bisa me-refresh
pikiran. Oleh karenanya, di berbagai tempat khususnya di Indonesia banyak
diprogramkan adanya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (car free day).
Penulis pernah sesekali mendatangi alun-alun Kebumen di
hari Minggu guna sekedar jalan-jalan dan mencari keunikan-keunikan yang ada di
sana. Bersama
teman seprofesi, penulis mengitari alun-alun dengan keramaian di kanan kiri.
Keramaian itu bukan karena ada stand-stand khusus yang menampilkan performan
mereka, melainkan warung-warung makan, bakul gaun dan mainan anak-anak di pinggir jalan.
Di akhir perjalanan, permainan topeng
monyet berhasil ditonton sebagian besar orang tua dan anak-anak.
Rasanya harapan-harapan penulis yang ingin menyaksikan keunikan dan kreatifitas
para pemuda kota ini belum terlihat dengan nyata. Sebagian pemuda
pemudi bahkan datang
dan duduk hanya untuk sekedar menyantap sarapan minggu pagi.
Fenomena ini mungkin akan berbeda ketika
kita menyaksikan car free day
di Jakarta. Beberapa orang dengan kostum hitam yang sama dan membawa pedang
samurai layaknya ninja, ikut juga meramaikan agenda weekend. Belum lagi kelompok-kelompok lain yang juga datang
di hari menggembirakan itu. Ah, itu kan Jakarta. Jakarta kan kota besar, mana
mungkin sama dengan kota Kebumen? Kata-kata ini mungkin dikatakan oleh sebagian
orang untuk menyanggah argumen penulis. Bukankah manusia sudah dibekali akal
oleh Tuhan untuk berfikir dan berkreatifitas. Kalau di kota besar bisa
diadakan, tentunya di kota kecil di Jawa Tengah juga mampu berkompetisi.
Program Mingguan
Untuk mewujudkan car free day yang lebih menggembirakan
dan edukatif, maka turun tangan pemerintah daerah (pemda) sangatlah diperlukan.
Menurut pandangan penulis, beberapa tujuan dari diadakannya car free day
yaitu pertama; menambah silaturahmi. Dengan adanya car free day, maka warga bisa berbondong-bondong ke alun-alun dan
bertemu dengan kerabat, teman maupun orang yang baru dikenal. Berkumpul dengan
sahabat di tempat yang menggembirakan merupakan suasanya yang sangat
dinanti-nantikan oleh setiap orang. Apalagi yang sudah bertahun-tahun tidak
bertemu, terpisah di kota lain dan jarang sekali berjumpa. Maka adanya car
free day ini akan lebih mempererat tali silaturahim mereka.
Tujuan kedua yaitu menggiatkan olah
raga warga. Berbagai olah raga di alun-alun sangatlah beragam, mulai dari
senam, lari, bersepeda, sepak bola dan lain-lain. Kegiatan ini sangatlah sulit
terjadi, tatkala program car fre day
tidak diadakan. Hal ini berarti program mingguan ini sangatlah baik dan perlu
dikembangkan lagi di masa yang akan datang. Alangkah baik lagi apabila di
alun-alun juga disediakan peralatan olah raga lengkap dan gratis oleh pemda. Keikutsertaan
pemerintah secara langsung dalam car free
day sungguh sangat diharapkan oleh masyarakat. Syukur-syukur bapak/Ibu
bupati bisa
hadir dan ikut meramaikannya. Betapa gembiranya rakyat yang dipimpin oleh
pimpinan yang ramah dan suka berjumpa
dengan mereka.
Adapun tujuan ketiga dari
diadakannya car free day yaitu
memberikan pendidikan kepada warga (edukatif). Tujuan ketiga ini barangkali yang masih jarang kita temukan di kota kecil
seperti Kebumen. Mendidik masyarakat adakalanya melalui media cetak, media
massa maupun melalui pengajian-pengajian rutin. Namun yang penulis tawarkan
pada pemda khususnya yaitu mendidik masyarakat melalui car free day.
Bagaimana bisa? Mungkin ini ide yang kurang bagus atau malah sangat bagus. Seperti
kita ketahui bahwasanya belajar dalam keadaan senang dan menyenangkan merupakan
kegiatan yang sangat menggembirakan. Berkumpul bersama keluarga di alun-alun
sambil membaca buku, surat kabar, majalah dan bacaan-bacaan cerita anak sungguh
aktivitas yang diidam-idamkan.
Dengan tercapainya tiga tujuan ini, tentunya akan menjadi
ajang kreatifitas yang luar biasa bagi semua masyarakat. Di mana masyarakat
berlomba-lomba dalam kompetisi sehat setiap minggunya. Pengunjung ingin
mengetahui karya-karya unik buatan warga Kebumen asli yang bukan impor dari
kota lain. Ketertarikan ini sangat mungkin menjadikan warga pribumi untuk
selalu belajar, berusaha, dan berkarya dengan inspirasi-inspirasi cerdas
masyarakat.
Car Free Day di
Jepang
Car free day ternyata tidak hanya diadakan
di Indonesia saja. Mari kita sejenak melihat kondisi car free day yang
ada di negara Sakura, Jepang. Car free day di Jepang dapat kita nikmati
bersama tiap hari Minggu di Ginza, Tokyo. Di sana, saat berlangsung car free
day, jalan-jalan kecil menuju jalan utama Ginza ditutup. Di tengah
jalan-jalan itu lalu diletakkan bangku-bangku supaya warga bisa duduk santai di
sana.
Anak-anak kecil bisa bermain di tempat ini. Bukankah ini
suasana yang menyejukkan hati? Belajar dari negara ini, bahwa pelaksanaan car
free day hendaknya diprogram sesantai mungkin. Kalau memungkinkan, ajak
warga untuk tidak menggunakan sepeda di jalanan area car free day. Warga
diwajibkan berjalan kaki atau berlari-lari bagi yang berolahraga. Karena di
tengah-tengah jalan banyak bangku dan meja bagi orang tua, maka dikhawatirkan
akan membuat tidak nyaman.
Sambil duduk-duduk di atas bangku, para pengunjung bisa
menikmati minuman kesukaan mereka sambil baca buku-buku yang ringan. Kebiasaan
ini di awalnya sepertinya sulit dilakukan, namun kalau belum dicoba maka
selamanya pun tak akan berjalan. Perubahan-perubahan itu perlu. Kini saatnya
mendidik masyarakat melalui kegiatan yang menyenangkan dan murah meriah
tentunya. Dan car free day merupakan langkah yang sangat bagus untuk
saat ini dan masa yang akan datang. Sekali lagi, peran pemerintah daerah sangat
sangat diperlukan. Kebahagiaan masyarakat, kebahagiaan pemimpin juga.
Wawan Hariyanto, Pendidik di Kota Kebumen, Jawa Tengah.
HP. 081927557734
Bagus sekallli pak Guru........... Sangat menginsppirasi
ReplyDelete