Demo merupakan aktivitas yang tidak asing lagi dalam dunia kampus. Apalagi seorang aktivis yang jiwanya selalu tersulut api amarah ketika ada kebijakan kampus atau pemerintah yang kurang sesuai dengan hati nuraninya. Ketika ia merasa didzolimi dan tersakiti, maka jiwa dan raganya seakan menjadi taruhannya. Namun, dengan kekuatan yang kecil, apakah demo itu benar-benar bisa berhasil mengetuk hati para praktisi atau pejabat pemerintahan?
Membakar diri merupakan tindakan yang meninggalkan bekas kesedihan dan kepiluan bagi yang ditinggalkan. Baik bagi rekan sejawatnya lebih-lebih keluarga yang telah membesarkannya. Rasa solidaritas terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) bukankah masih bisa diwujudkan dalam bentuk yang lain selain membakar diri alias bunuh diri. Karena membakar diri ini lebih banyak menyebabkan kerusakan dan kerugian diri sendiri serta keluarga. Semoga kita ingat akan sabda Rasulullah SAW terkait merubah kemungkaran yakni apabila salah satu diantara kalian melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya/kekuasaan yang dimiliki, bila tidak mampu maka dengan lisan, dalam hal ini bisa dengan tulisan (spanduk) dan terakhir dengan hati.
*) Dimuat di koran Minggu Pagi Yogyakarta bulan Desember 2011
No comments:
Post a Comment