Sunday, June 30, 2024

Riyadoh Menaklukan Hawa Nafsu

Betapa susahnya seorang hamba menaklukan hawa nafsu. Baik nafsu yang bersifat keduniawian seperti hawa nafsu terhadap wanita, harta, kedudukan, pangkat dan sejenisnya. Ataupun hawa nafsu yang sifatnya ukhrawi seperti hawa nafsu akan kemuliaan sehingga haus akan pujian, hawa nafsu beribadah ke tanah Suci berulang kali sementara tetangga sekitar untuk makan minum sehari-hari masih kewalahan. Serta ibadah-ibadah lainnya yang berpotensi pada rasa ujub, sum'ah, riya, penuh kesombongan dan penyakit hati lainnya. 

Hawa nafsu identik dengan sifat manusia yang serakah, buruk dan tak bisa dikendalikan. Saat seorang hamba mampu mengendalikan hawa nafsu, maka saat itu pula ia jadi pemenangnya. Akan tetapi berperang melawan hawa nafsu dalam kehidupan ini terjadi tidak hanya sekali atau dua kali. Bahkan ia memerangi kita selama ruh masih melekat erat dalam tubuh ini. 
Allah SWt berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya
"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang" (QS. Yusuf: 53)

Dan adakalanya kita kalah berperang, maka hawa nafsu sebagai pemenangnya. 
Untuk menjadi pemenang sejati sangatlah membutuhkan perjuangan yang besar dan tidak mudah. Maka dalam Islam kita mengenal ada istilah riyadoh atau tirakat. Dua istilah ini seringkali dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengendalikan hawa nafsu. Seseorang yang memahami betul akan dirinya, maka ia juga tahu betul bagaimana mengendalikan hawa nafsunya. 

Pengendalian diri ini tentunya harus didasari oleh kekuatan dan teladan yang kuat dalam diri untuk senantiasa dekat dengan Allah SWT. Ketika kebulatan tekad itu dilandasi keinginan untuk dekat dengan Tuhan, maka riyadoh jenis apapun yang ia lakukan, akan terasa ringan bahkan banyak memberi manfaat dalam hal kesehatan

No comments:

Post a Comment