Wawan Hary
Menjalani kehidupan bukanlah tanpa
tujuan. Sebagian orang senang mencari kekayaan sebanyak-banyaknya hingga belum
sempat menikmati, ajal sudah datang. Sebagian lagi ingin belajar dengan
mendapat titel yang tinggi, akan tetapi orang tua lebih dulu dipanggil oleh Alloh
SWT. Dan banyak diantara orang tua yang menginginkan putra-putrinya menjadi
shalih-shalihah, akan tetapi mereka jauh dari pesantren atau hanya mengenyam
pesantren sebentar lalu hidup di alam bebas.
Apapun tujuan seseorang dalam
menjalani kehidupan, tidak akan lepas dari bagaimana ia mengenyam pendidikan
dan memahami arti hidup yang sejati. Bagi orang kafir, dunia ini adalah sorga
yang teramat indah. Mereka berlimpah ruah kekayaan, rumah bak istana dan di
sana sini bergelimang intan dan mutiara. Namun, bagi seorang mukmin, dunia ini
penuh dengan ujian kesabaran dan ujian kenikmatan. Seorang mukmin yang tidak
mampu menahan betapa getirnya hidup—maka pahala akan jauh dari dirinya. Padahal
pahala itu benar-benar nyata adanya.
Dan juga, saat berbagai kenikmatan
menghampirinya—kalau saja rasa syukur terabaikan, maka sifat kufur atas nikmat
pun menggelayuti seorang mukmin. Padahal dalam kenikmatan yang disertai syukur,
tampak di sana pahala yang besar dan potensi beribadah yang lebih banyak
dibanding seorang hamba yang lemah dalam harta, tahta, ilmu dan kelebihan
lainnya. Karena mukmin yang kuat itu memang lebih baik dibanding mukmin yang
lemah.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan
hidup dalam Islam bagi manusia adalah menunaikan penghambaan dan
pengabdian (dalam makna yang luas) kepada Alloh Ta'ala. Allah telah
mengistimewakan, memuliakan dan mengutamakan manusia di atas makhluk
makhluk-Nya yang lain. Dengan akalnya dan ilmu yang diberikan kepada
kita, diharapkan kualitas ibadah kita juga lebih baik dari hari kemarin. Meski seringkali
kita juga terjatuh dalam perbuatan yang dilarang oleh Alloh SWT. Na’udzubilah
min dzaalik.
Keinginan
menjadi orang kaya, memiliki jabatan tinggi, membangun rumah yang mewah, bahkan
memiliki keturunan yang bertaqwa merupakan hal lumrah bagi setiap insan. Hanya saja
jangan sampai penghambaan kita kepada Alloh dikalahkan oleh ego yang seringkali
bersifat semu dan akan ditinggalkan di dunia ini. Penghambaan itu kita harus
secara total menyerahkan jiwa raga kita pada Dzat Yang Maha Kuasa, dengan
perasaan ikhlas hanya mengabdi kepada-Nya. Kita jauhkan rasa menduakan Dia
dengan makhluk, karena tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah sebenar-benar tujuan
hidup seorang anak adam yakni mengabdi kepada Rabbnya. Wallahu a’lam bis
shawab.
No comments:
Post a Comment